Makalah singkong rasa durian "SINGDU"
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
( SINGKONG RASA DURIAN )
Dosen Pengampu : TURJANGUN
Disusun oleh :
Deica Indra Wulandari (63010190141)
Yulianingsih (63010190148)
Anggun Eka Purnamasari (63010190152)
Setyo Pranoto (63010190153)
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SALATIGA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkaan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikam ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu , kami memahami bahwa makhluk ini masih jauh dari kata sempurna , sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Salatiga , 10 Oktober 2021
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................4
Latar Belakang.............................................................................................................4
Rumusan Masalah ....................................................................................................4-5
Tujuan ...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................6
Hasil wawancara dari petani singkong......................................................................6
Pengalaman membuat produk olahan dari singkong..........................................9-10
Perhitungan harga singkong , tenaga kerja , bumbu , packing , sehingga bertemu HPP ( Harga Pokok Produksi )..................................................................................11
Harga distributor / reseller dan harga pemasaran , sehingga akan bertemu laba kotor produksi dan laba bersih yang akan diambil..................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................................................................13
Kesimpulan..................................................................................................................13
Saran......................................................................................................................13-14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Singkong (Manihot utilisima atau Manihot esculenta crantz) merupakan salah satu tanaman yang tersebar luas di Indonesia yang sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara di dunia (Gardjito dkk, 2013). Varietas-varietas ketela pohon unggul yang biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan Andira 4
Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang akan dikonsumsi adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan agar pemenuhan kebutuhan gizi seperti; protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral bisa tercukupi dengan maksimal tiap harinya.
Penambahan komposisi tepung biji durian dipilih oleh peneliti karena biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi. Menurut Genisa dan Rasyid (1994) kandungan pati yang terdapat pada tepung biji durian sangat tinggi yaitu sekitar 42,1% dibanding dengan ubi jalar 27,9% atau singkong 34,7%, sehingga berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan makanan. Pati yang dihasilkan dari biji durian ini diklasifikasikan dalam bentuk pati alami yaitu pati yang merupakan karbohidrat dari hasil fotosintesis suatu tumbuhan tertentu dan disimpan dalam bagian tertentu sebagai cadangan makanan dan belum mengalami perubahan kimia, atau balum diolah secara kimia- fisika.
Rumusan Masalah
Menjelaskan hasil wawancara dari petani singkong ?
Menjelaskan pengalaman membuat produk olahan dari Singkong ?
Menjelaskan perhitungan harga singkong , tenaga kerja , bumbu , packing , sehingga bertemu HPP ( Harga Pokok Produksi ) ?
Menjelaskan harga distributor / reseller dan harga pemasaran , sehingga akan bertemu laba kotor produksi dan laba bersih yang akan diambil ?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil wawancara dari petani singkong
Untuk mengetahui pengalaman membuat produk olahan dari singkong
Untuk mengetahui perhitungan harga singkong , tenaga kerja , bumbu , packing , sehingga bertemu HPP ( Harga Pokok Produksi )
Untuk mengetahui harga distributor / reseller dan harga pemasaran , sehingga akan bertemu laba kotor produksi dan laba bersih yang akan diambil .
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Wawancara Dari Petani Singkong
Nama : Bapak Ngadimin
Alamat : Karang Anyar, Teras
Memulai Bertani : Tahun 2000-an
Cara menanam singkong :
Dalam budidaya singkong, salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan adalah pemilihan bibit yang tepat. Bibit yang baik untuk menanam singkong (ketela pohon) harus memenuhi syarat berikut ini:
Berasal dari induk yang cukup tua (usia 10-12 bulan)
Induk harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam
Batangnya telah berkayu dan berdiameter kurang lebih 2,5 cm dan tegak lurus
Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Penyiapan bibit singkong meliputi hal-hal sebagai berikut :
Bibit berupa stek batang
Pilih batang bagian bawah hingga tengah pada bagian yang di stek
Setelah stek terpilih kemudian diikat, setiap ikatan berjumlah antara 25 hingga 30 batang.
Semua ikatan diangkut ke lokasi penanaman
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sample tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
Penetapan jadwal tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.
Luas area penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani. Pengaturan volume produksi penting untuk diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Apabila pada saat panen nantinya harga akan anjlok karena di daerah sentra penanaman terjadi panen raya maka volume produksi diatur seminimal mungkin.
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar penanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Jika sebelumnya pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau dan sapi kini penggunaan traktor menjadi pilihan yang paling efisien dan efektif. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang arealnya relatif lebih sempit oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm. Dalam budidaya singkong, cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek singkong kemudian tanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja.
Pemupukan dilakukan dengan sistem pemupukan berimbang antara N, P, K dengan dosis Urea=133200 kg; TSP=60100 kg dan KCl=120200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3. Kondisi lahan singkong pohon dari awal tanam sampai umur kurang lebih 4 hingga 5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. Jenis dan dosis pestisida disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Penyemprotan pestisida paling baik dilakukan pada pagi hari setelah embun hilang atau pada sore hari. Dosis pestisida disesuaikan dengan serangan hama dan penyakit, baca dengan baik penggunaan dosis pada label merk obat yang digunakan. Apabila hama dan penyakit menyerang dengan ganas maka dosis pestisida harus lebih akan tetapi penggunaannya harus hati-hati karena serangga yang menguntungkan dapat ikut mati.
Kendala saat menanam singkong :
Menanam singkong di musim kemarau.
Bertanam tanaman apapun, sebaiknya hindari mulai menanamnya di musim kering, kecuali sanggup menyiramnya. Tanamlah singkong di awal musim penghujan. Karena jika dimulai di musim kemarau, maka stek tanaman akan banyak yang mati. Jika berhasil tumbuh, maka akan mengalami kekurangan air, karena akarnya masih belum banyak dan belum cukup panjang menghujam untuk mencari kandungan air tanah. Tanaman singkong yang mengalami kekurangan air di masa muda, akarnya sulit berkembang menjadi umbi, meski pun kemudian mendapatkan cukup curah hujan. Karena itu, tanamlah singkong di awal musim hujan, dan panenlah setelah 11 bulan kemudian. Pengolahan tanah dianggap makan waktu 1 bulan. Sehingga musim tanam berikutnya juga di awal musim penghujan. Jika terjadi perubahan musim, misalnya akibat el nino, maka ikuti saja perubahan itu.
Menanam di lahan yang basah.
Tanaman singkong tidak bisa hidup di lahan yang terlalu basah. Dalam waktu 3 hari saja, akar atau umbinya akan membusuk apabila terus tergenangi air. Kondisi lahan yang tanahnya memiliki kelembapan tinggi juga rentan terkena serangan jamur upas. Jadi, hindarilah membudidayakan singkong di sawah rendah (tergenang), lahan rawa, serta lahan gambut basah.
Pengolahan tanah sembarangan
Jika Anda tidak serius dalam budidaya tanaman, hasilnya pun biasa-biasa saja. Oleh karena itu, lakukan pembajakan lahan dengan kedalaman minimal 30 cm diukur dari tanah yang belum dibajak. Sangat disarankan menggunakan mesin traktor untuk melakukan pengolahan tanah untuk budidaya singkong ini.
Hama Uret (Xylenthropus) : berada dalam akar dari tanaman, tanaman mati pada yg usia muda, karena akar batang dan umbi dirusak. Pengendalian, bersihkan sisa-sisa bahan organik pada saat tanam dan atau mencampur sevin pada saat pengolahan lahan.
Hama Tungau Merah (Tetranychus bimaculatus) : menyerang pada permukaan bawah daun dengan menghisap cairan daun tersebut, daun akan menjadi kering. Pengendalian, menanam varietas toleran dan menyemprotkan air yang banyak.
Bercak daun bakteri (Xanthomonas manihotis) atau Cassava Bacterial Blight/CBG : bercak-bercak bersudut pada daun lalu bergerak dan mengakibatkan pada daun kering dan akhirnya mati. Pengendalian, menanam varietas yang tahan, memotong atau memusnahkan bagian tanaman yang sakit, melakukan pergiliran tanaman dan sanitasi kebun.
Gulma : Sistem penyiangan/pembersihan secara menyeluruh dan gulmanya dibakar/dikubur dalam seperti yang dilakukan umumnya para petani singkong pohon dapat menekan pertumbuhan gulma. Namun demikian, gulma tetap tumbuh di parit/got dan lubang penanaman. Khusus gulma dari golongan teki (Cyperus sp.) dapat di berantas dengan cara manual dengan penyiangan yang dilakukan 2-3 kali permusim tanam. Penyiangan dilakukan sampai akar tanaman tercabut. Secara kimiawi dengan penyemprotan herbisida seperti dari golongan 2,4-D amin dan sulfonil urea. Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati.
Cara penjualan singkong :
Singkong dipanen sekitar 3 bulan sekali dan saat pengambilan singkong menggunakan mobil pick up supaya lebih gampang dan memuat lebih banyak singkong dan biaya juga lebih sesuai dengan pendapatan saat panen, dan untuk penjualannya biasanya ditebas/sudah dibeli konsumen saat singkong baru berumur 2 bulan, harga penebasannya sendiri tergantung harga pasar pada saat itu juga, biasanya satu pohon singkong seharga Rp. 2000, bisa juga naik sekitar Rp 2500 - 3000 tergantung harga jual singkong sesuai pasar pada saat itu juga. Tapi jika ada singkong yang belum terjual biasanya singkong tersebut dibuat untuk konsumsi sendiri dan diberikan kepada tetangga (biasanya dalam adat daerah, itu dinamakan shukuran atas panen singkong yang sukses atau berhasil) juga biasanya dijual di pasar yang seharga Rp. 1000 - 2000 per-kilo, tergantung harga singkong pada saat itu juga
Pengalaman Membuat Produk Olahan Dari Singkong
Produksi yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan produksi olahan singkong. Singkong adalah tanaman rakyat yang telah dikenal diseluruh plosok Indonesia. Singkong merupakan hasil pertanian yang jumlahnya melimpah dan dapat digunakan sebagai alternatif lain dalam pemanfaatanya untuk menunjang program ketahanan pangan sesuai PP No. 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan yang mengatur ketersediaan pangan, cadangan pangan, peanekaragaman pangan, pencegahan, dan penanggulangan masalah pangan.6 singkong juga merupakan salah satu bahan pangan pokok selain beras dan jagung di Indonesia, singkong memiliki sumber karbohidrat yang juga mengandung protein , Ca, B1, B2, Vitamin C dan kalori.7 Singkong menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi berbagai bahan pangan yang bervaria si seperti kripik, getuk, ubi rebus atau goreng, tape dan lainnya.
Di kampung 13A terdapat dua tempat produksi singkong yang pertama adalah produksi singkong kremes KUB Mekar Sari dan yang kedua produksi singkong kremes UP 2K Rizki usaha singkong kremes ini cukup berkembang dengan baik sehingga membantu masyarakat desa 13A dalam meningkatkan pendapatan. Usaha yang pertama adalah usaha kecil KUB Mekar Sari milik ibu yuni kurniawati ini berdiri sejak tahun 2016, usaha ibu yuni merupakan salah satu dari dua yang berada di Desa Purwodadi 13A kecamatan trimurjo lampung tengah. produk yang diolah oleh ibu yuni merupakan produk olahan singkong berupa singkong kremes.
Singkong kremes merupakan salah satu bentuk dari produk ekonomi kreatif dan merupakan salah satu makanan tradisional yang mudah di jumpai, produk olahan kremes singkong ini di gemari oleh masyarakat karena memiliki cita rasa yang manis, gurih dan renyah, singkong kremes milik ibu yuni juga memiliki varian rasa seperti original, jeruk dan jahe. Dalam melakukan penjualan ibu yuni menentukan harga menggunakan sistem pemebelian satu pack per kardus dan satuan dalam harga satuan ibu yuni menjual dengan harga Rp.3.500-, per bungkus dan satu pack kardus dengan harga Rp.70.000-,pack.Dalam usahanya ibu yuni memperkerjakan pegawai sebanyak 8 orang.
Penejelasan diatas merupakan pengalaman dari usaha olahan singkong.
perhitungan harga singkong , tenaga kerja , bumbu , packing , sehingga bertemu HPP ( Harga Pokok Produksi )
Biaya Bahan Baku
Singkong : Rp 4.000 / 2kg
Pisang : Rp 10.000
Cream durian : Rp 7.500 / per bungkus
Plastik mika : Rp 5.500 / 12 pcs
Pewarna makanan : Rp 4.000 / 2 botol kecil
Plastik clip : Rp 2000 / 1 bungkus
Vanili : Rp 1000
Kelapa / santan : Rp 10.000
Margarine : Rp 3000 / 1 sachet
Gula pasir : Rp 7000 / 1/2 kg
Garam : Rp 2000 / 1 bungkus
Rp 56.000,00 +
Biaya Overhead
Gas LPG : Rp 2.0000
Listrik : Rp 3000
Rp 23.000 ,00 +
Biaya Tenaga Kerja
Tenaga produksi : Rp 33.000 / 1 orang
: Rp 33.000 x 15
Rp 495.000,00 +
Biaya HPP
Biaya bahan baku : Rp 56.000,00
Biaya overhead : Rp 23.000,00
Biaya tenaga kerja : Rp 495.000,00
Total HPP / 15pcs : Rp 120.000,00
Total HPP / per pcs : Rp 8000,00
Rp 702 .000,00 +
Harga distributor / reseller dan harga pemasaran , sehingga akan bertemu laba kotor produksi dan laba bersih yang akan diambil
Harga reseller Rp 8000.00
Laba kotor Rp 120.000 /15 pcs
Laba bersih Rp 33.000,00
Laba kotor = 33.000 8000
= Rp 25.000
Laba bersih = 120.000 -8000
= Rp 112.000
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang akan dikonsumsi adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan agar pemenuhan kebutuhan gizi seperti; protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral bisa tercukupi dengan maksimal tiap harinya.
Penambahan komposisi tepung biji durian dipilih oleh peneliti karena biji durian memiliki kandungan pati yang cukup tinggi. Menurut Genisa dan Rasyid (1994) kandungan pati yang terdapat pada tepung biji durian sangat tinggi yaitu sekitar 42,1% dibanding dengan ubi jalar 27,9% atau singkong 34,7%, sehingga berpotensi sebagai alternatif pengganti bahan makanan. Pati yang dihasilkan dari biji durian ini diklasifikasikan dalam bentuk pati alami yaitu pati yang merupakan karbohidrat dari hasil fotosintesis suatu tumbuhan tertentu dan disimpan dalam bagian tertentu sebagai cadangan makanan dan belum mengalami perubahan kimia, atau balum diolah secara kimia- fisika.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna , kedepannya penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan , juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesimpulan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Komentar
Posting Komentar